“Pesan Natal”
Ketua Umum Sinode
Gereja Protestan Injili Nusantara (GPIN)
Pada Ibadah Dan Perayaan Natal
25 Desember 2010
Saudara-saudaraku sepanggilan dan sepelayanan dalam Tuhan Yesus Kristus,
Oleh kemurahan Tuhan kita Yesus Kristus dalam cinta Bapa serta dalam kuasa penuh Roh Kudus kita telah menerima segala berkat rohani dan jasmani dari-Nya. Oleh karena-Nya kita berkata “Soli Deo Gloria“ segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Oleh kemurahan-Nya pula kita dipimpin-Nya secara ajaib mengakhiri tahun 2010 ini dengan terlebih dahulu merayakan Natal.
Pada perayaam Natal tahun 2010 ini kita merayakannya dengan tema “Bangkitlah, menjadi teranglah” (Yesaya 60:1). Tema di atas adalah perintah Tuhan kita kepada setiap kita anak – anak-Nya di tengah-tengah dunia yang semakin gelap ini, karena hanya oleh terang Tuhan Yesus dalam diri kitalah terang sejati dapat dinikmati oleh dunia.
Dunia di mana kita hidup ini menjanjikan berbagai kemudahan dan kenyamanan, tetapi sekaligus penuh dengan berbagai perasaan takut. Kita takjub dan menikmati hasil karya manusia modern, kita dimanjakan oleh kenyamanan hidup dengan fasilitas yang sebelumnya tidak terbayangkan. Jarak bukan lagi menjadi masalah, karena teknologi informasi dan alat komunikasi memperpendek jarak. Disaat yang sama manusia dimanjakan oleh berbagai kemajuan teknologi, namun keamanan dan kebahagiaan menjadi sulit dipertahankan, sebab berbagai bahaya mengintai setiap saat. Setiap hari media cetak, internet maupun media audio-visual menyuguhkan berbagai informasi tentang pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, bunuh diri, tabrakan antar kendaraan bermotor, kecelakaan yang merenggut nyawa, dan terorisme, serta masih banyak masalah-masalah sosial kemasyarakatan lainnya. Sebagian kenyataan di atas merupakan “teriakan dunia” terkini dan di sini kepada kita anak-anak Tuhan agar kita bangkit dan menjadi terang untuk mereka karena terang Kristus yang ada di dalam hidup kita adalah jawaban satu-satunya atas teriakan mereka.
Secara umum, kondisi manusia pada saat ini telah berada pada “masa kegelisahan” oleh berbagai fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan cenderung memenderitakan manusia. Banyak orang tidak berani menatap masa depan karena berbagai sistem yang telah dibangun oleh manusia telah terbukti tidak dapat mengantisipasi datangnya berbagai bencana alam. Kepala pemerintahan dunia tidak mampu mempertahankan indahnya ciptaan Allah, terlebih menciptakannya. Banjir, longsor, gunung meletus, tsunami dan berbagai persoalan sosial yang terjadi adalah kebenaran bahwa “manusia memerlukan terang hidup yaitu kasih Tuhan kita Yesus Kristus”. Itulah sebabnya kita harus bangkit dan tegak karena terang Tuhan kita Yesus Kristus yang telah Ia berikan dalam hidup kita harus kita bagikan kepada dunia.
Dimanapun kita berada, di situ Tuhan kehendaki agar kita menggarami dan menerangi dunia. Moment Natal ini adalah moment yang special bagi kita untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan memulai menerangi dunia dengan terang Yesus melalui perbuatan kita sebagai anak-anak Tuhan Yesus. Kita sangat perlu mengangkat tangan kita kepada Dia dalam ibadah dan penyembahan serta doa kita, untuk sesame, namun tangan yang sama sudah seharusnya bersedia terulur untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap hina oleh sebagian manusia. Kita tidak cukup hanya mengangkat tangan kepada Tuhan. Kita harus turun tangan dalam perbuatan nyata untuk mendukung saudara-saudara kita yang berada dalam kegelapan, agar mereka beroleh terang Kristus karena untuk itulah kita dipanggil-Nya (Matius 5:13-16). Karena itu “Bangkitlah, menjadi teranglah!”
Akhirnya, Majelis Sinode Gereja Protestan Injili Nusantara (GPIN) mengucapkan:
|
Tuhan Yesus Memberkati.
Tanjung Enim, 25 Desember 2010
Salam, doa dan kasih,